DPP PSI dukung keputusan Ahok mengundurkan diri

Kamis, 25 Mei 2017 21:17 WIB | 4.241 Views
DPP PSI dukung keputusan Ahok mengundurkan diri

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia, Isyana Bagoes Oka (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Jakarta (ANTARA News) – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendukung keputusan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menandatangani surat pengunduran diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis, mengatakan, keputusan tersebut sejalan setelah Ahok memilih menerima vonis dua tahun penjara yang dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Mei 2017.

Ahok menyampaikan surat pengunduran diri sebagai Gubernur DKI Jakarta sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 130/P Tahun 2014 tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Gubernur DKI Jakarta Masa Jabatan Tahun 2012-2017 dan Pengesahan Pengangkatan Gubernur DKI Jakarta Masa jabatan 2012-2017.

“DPP Partai Solidaritas Indonesia berterima kasih atas kerja keras yang selama ini telah dilakukan Ahok untuk memajukan Jakarta,” katanya.

Pada Selasa (23/5), Isyana Bagoes Oka dan Ketua Bidang Eksternal DPP PSI, Tsamara Amany, datang ke Rutan Mako Brimob untuk menjenguk Ahok yang menjalani masa tahanannya di sana. Dalam kesempatan tersebut, Ahok menyampaikan rencananya untuk menandatangani surat pengunduran dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Penandatanganan surat pengunduran diri tersebut dilakukan setelah mencabut permohonan bandingnya atas vonis 2 tahun penjara yang dijatuhkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Ahok juga terlihat tenang dan ikhlas dalam menjalani penahanannya.

“Kualitas Pak Basuki sebagai negarawan sangat terlihat di sini. Dengan surat pengunduran diri ini, artinya Pak Djarot akan memiliki otoritas penuh untuk mengurus Jakarta dan menyelesaikan program-program yang belum selesai di DKI Jakarta, sehingga bisa menjadi warisan yang baik bagi warga Jakarta serta tolok ukur kinerja bagi gubernur-gubernur DKI Jakarta selanjutnya,” lanjut Isyana.

Editor: Tasrief Tarmizi

SUMBER

Sandiaga Uno sarankan pengusaha tak terjun politik

Minggu, 11 Juni 2017 20:41 WIB | 2.099 Views
Sandiaga Uno sarankan pengusaha tak terjun politik

Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Uno (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Surabaya (ANTARA News) – Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno menyarankan kepada para pengusaha di Jawa Timur agar tidak terjun ke dunia politik.

“Dunia usaha, khususnya di negeri ini sangat butuh wirausahawan, apalagi yang jadi politisi sudah terlalu banyak,” ujarnya di sela menjadi pembicara di “Ngaji Bisnis bareng Sandiaga Uno” di Masjid Al-Akbar Surabaya, Minggu.

Menurut dia, cukup dirinya saja orang terakhir dari kalangan pengusaha yang terjun dan merasakan bagaimana hidup di dunia politik yang dinilainya memiliki perbedaan sangat jauh.

“Cukup saya saja. Kepada para pengusaha-pengusaha seperti anda, tetaplah fokus membangun usaha sebesar-besarnya, sebab politik itu memabukkan,” ucapnya di hadapan ribuan pelaku-pelaku usaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) dan masyarakat umum.

Ia menjelaskan, ada tiga hal yang menjadi pembeda antara politik dan bisnis, yaitu masalah loyalitas, masalah risiko serta masalah janji.

“Kalau di bisnis, loyalitas adalah segalanya, tapi di politik bukan yang utama. Kalau di bisnis, risiko mendapat perhatian setengah mati untuk menguranginya, tapi di politik semakin tinggi risiko semakin menarik. Begitu juga tentang janji, yang di bisnis wajib terealisasi, tapi di politik belum tentu,” katanya.

Di sisi lain, disinggung kedatangan dan rangkaian kegiatannya selama dua hari di Jatim, politisi asal Partai Gerindra tersebut membantah ada keterkaitan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) setempat.

Mantan Ketua Umum HIPMI itu justru mengaku ingin seperti Soekarwo-Saifullah Yusuf yang terbukti hampir dua periode bersama-sama membangun Jatim tanpa ada konflik.

“Saya ingin belajar dari Pakde Karwo dan Gus Ipul yang sudah dua periode memimpin Jatim,” kata pria yang dijadwalkan dilantik sebagai pemimpin DKI Jakarta bersama Anies Baswedan pada Oktober mendatang.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengaku sepakat dengan pemikiran Sandiaga Uno yang menyarankan agar pengusaha tak terjun ke politik jika belum siap sebagai politisi.

“Lebih baik fokus dan konsentrasi membesarkan usahanya karena pengusaha itu bermanfaat bagi banyak orang maupun negara. Mereka membayar pajak dan menciptakan lapangan pekerjaan, yang tentunya berimbas pada penguatan perekonomian,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Kendati demikian, orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut berpendapat bahwa politik dan bisnis pada prinsipnya sama, hanya persoalan dinamika yang membedakannya.

(T.F014/S025)

Editor: Ruslan Burhani

SUMBER

Serapan Tenaga Kerja Bisnis Pergudangan di Kota Industri Ini Masih Minim

Rabu, 07 Jun 2017 13:03 | editor : Suryo Eko Prasetyo

TIDAK DONGKRAK EKONOMI: Pergudangan di wilayah Kecamatan Manyar. Di kawasan Gresik Utara banyak gudang baru.

TIDAK DONGKRAK EKONOMI: Pergudangan di wilayah Kecamatan Manyar. Di kawasan Gresik Utara banyak gudang baru. (Guslan Gumilang/Jawa Pos/JawaPos.com)

JawaPos.com – Bangunan pergudangan menjamur di Kota Pudak. Hampir di setiap jalan protokol tumbuh gudang anyar. Namun, sumbangan terhadap perekonomian daerah sangat minim. Alasannya, penyerapan tenaga kerja sedikit.

Berdasar catatan dari Dinas Penanaman Modal dan PTSP Gresik, rata-rata jumlah tenaga kerja sektor pergudangan maksimal 15 orang. ’’Padahal, luas lahan yang diusulkan untuk usaha cukup besar. Biasanya di atas 1 hektare,’’ papar Kabid Pelayanan Tata Ruang, Bangunan, dan Lingkungan DPM dan PTSP Gresik Farida Haznah Ma’ruf saat ditemui di ruangannya Selasa (6/6).

Menurut Farida, luas pergudangan tidak kalah dengan industri. Padahal, industri dengan luas yang sama mampu merekrut tenaga kerja minimal 25 orang. Selain itu, jumlah pekerja di pergudangan kalah jauh jika dibandingkan dengan kompleks perniagaan atau pusat perbelanjaan.

Apa ada rencana pembatasan izin? Farida mengatakan, pembatasan tidak mungkin dilakukan. ’’Namun, kami berharap pengusaha di pergudangan juga memikirkan perekonomian daerah. Minimal tenaga kerjanya,” ujar Farida.

DPM dan PTSP Gresik mencatat, jumlah izin pergudangan terus bertambah setiap tahun. Sepanjang 2016, ada 33 izin pembangunan pergudangan yang masuk. Tahun ini, per Januari–Mei tercatat sudah ada 20 izin. Selain itu, ada empat pergudangan yang bakal dibangun tahun ini. Sektor itu tumbuh di kawasan Manyar, Cerme, Driyorejo, dan Wringinanom. (hen/c7/dio)

Sumber

Besok, Presiden Bakal Lantik Megawati dan Try Sutrisno Jadi….

Selasa, 06 Jun 2017 22:03 | editor : dimas ryandi

Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP Megawati

Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP Megawati

JawaPos.com – Presiden Joko Widodo bakal segera melantik sejumlah nama tokoh yang nantinya akan duduk sebagai Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila atau yang disingkat UKP-PIP.

Selain Dewan Pengarah, Presiden juga melantik sejumlah pejabat struktural pada Rabu (7/6) pagi.

Namun hingga Selasa (6/6) petang tadi, nama-nama yang akan mengisi posisi straregis di UKP-PIP belum keluar dari Istana. Alasannya, Keputusan Presiden (keppres) yang menetapkannya belum keluar.

“Keppresnya saja belum terbit, nanti sebentar lagi. Ada sembilan orang (dewan pengarah). Engak usah namanya sekarang. Besok biar surprise,” ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di kompleks Istana Negara.

Saat disodorkan wartawan draf keppres UKP-PIP, Pratikno tidak menepis ada beberapa nama yang benar, dan ada yang tidak.

Dari daftar yang beredar di kalangan wartawan liputan Istana Negara, terdapat sejumlah tokoh nasional sebagai dewan pengarah.

Salah satunya Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno.

Kemudian ada juga nama Rais Aam PNBU yang juga Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, mantan Ketum PP Muhammadiyah Syafi’i Ma’arif, mantan Ketum MUI Din Syamsuddin.

Masuk juga nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan beberapa nama lain. Sedangkan UKP-PIP sendiri akan diketuai oleh Yudi Latief.

Namun, Pratikno tidak mengetahui kepastian draft yang ditunjukkan wartawan.

“Ini gak tahu draft kapan. Tapi sebagian (nama-nama) itu benar,” pungkas dia. (fat/dms/JPG)

 SUMBER

Berkenalan dengan Jurnalisme Sastrawi Bersama Hilmi

May 19, 2017 Berita Kampus

Solidaritas-uinsa.org—Di tengah hiruk-pikuk peserta tes SBMPTN hari kedua, Selasa (16/5), peserta Talkshow Jurnalisme Sastrawi dalam acara yang diagendakan Lembaga Pers Kampus Gema UNESA tak kalah riuh. Bertempat di Wisma Guru, Jl. A. Yani 6-8 Surabaya, Talkshow yang bertema “Jurnalisme Sastrawi di Era Digital” ini diikuti oleh 70 peserta.

Dalam Talkshow tersebut M. Hilmi Faiq, Narasumber utama Alumnus Universitas Muhamadiyah Malang 1999, menjelaskan jika Jurnalisme Sastrawi merupakan jenis tulisan yang tidak main-main. Selain membutuhkan waktu hingga tahunan, wawancaranya pun bisa dilakukan dengan puluhan hingga ratusan narasumber, “Karena dalam penulisannya menceritakan secara detail tentang kejadian, menjelaskan adegan demi adegan (scene by scene construction),” tutur Hilmi.

Selain itu, menurutnya, Jurnalisme Sastrawi ini masih tergolong baru muncul dalam dunia jurnalistik dan sangat berbeda dari in-depth reporting.  Laporannya panjang dan utuh, tidak dipenggal-penggal. Dimunculkan secara detail oleh penulis mulai dari karakter yang dibumbui dengan drama hingga konflik yang terjadi. “Jurnalisme Sastrawi bukan saja melaporkan seseorang melakukan apa,” tutur laki-laki berkacamata yang sudah tahun ke-12 menjadi wartawan Kompas.

Tulisan bergenre Jurnalisme Sastrawi ini sangat jarang ditemukan dalam media harian Indonesia. Hilmi mengatakan jika teknik penggalian data yang mendalam dan penyampaian yang menggunakan diksi pilihan menjadi alasannya. “Butuh waktu yang lama untuk membuat karya beraliran Jurnalisme Sastrawi, selain itu butuh kurang lebih satu setengah halaman koran untuk memuatnya,” imbuhnya ketika ditemui Solidaritas selepas Talkshow.

Hilmi juga memberikan beberapa strategi membuat tulisan yang menarik, salah satunya menciptakan tulisan yang kira-kira 30 detik pertama membuat pembaca semakin ingin tahu tema yang dibahas. “Harus bisa membuat pembaca Kepo,” ungkapnya. Selain itu, Hilmi menyarankan untuk menggunakan bahasa aktif dalam penulisan berita.

Agenda Talkshow Jurnalisme Sastrawi berakhir pukul 12 siang. Menurut Ketua Panitia, Asri Hikmatulailli, dengan Jurnalisme Sastrawi akan menjadi sebuah solusi untuk khalayak supaya lebih tertarik membaca. Dirinya juga menjelaskan follow-up agenda ini adalah Diklat Dasar Jurnalistik yang lebih difokuskan ke internal LPM GEMA UNESA. (Iqb)

Sumber

Pemkot Beri Bekal dan Semangat Baru CSR 2017

May 19, 2017 Berita Kampus

Solidaritas-UINSA.org—Jumat (19/05) Ruang Sidang Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) diramaikan oleh beberapa para mahasiswa. Mereka merupakan anggota dari program Campus Social Responsibility (CSR) UINSA binaan Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya. Acara kali ini adalah “Workshop Pengembangan dan Evaluasi” yang berkerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menangani anak rentan atau putus sekolah. Pada acara ini, A’yun dan Teguh, turut hadir selaku Koordinator Program dan pembina CSR UINSA.

Acara ini didesain untuk memberikan bekal dan semangat baru bagi kakak damping 2017. Tak hanya itu, beberapa anggota CSR tahun sebelumnya juga menyempatkan hadir untuk membagikan pengalamannya. Acara dimulai sekita pukul 08.47 WIB. diawali dengan sesi motivasi diri oleh salah satu dosen, Muhammad Thohir, M. Pd. Dalam penyampaiannya dijelaskan bahwa alangkah lebih baik jika motivasi diawali dari diri sendiri.

Kemudian Warek III, Prof. Ali Mufrodi dalam sambutannya menyampaikan bahwa CSR merupakan salah satu dari program unggulan yang dimiliki oleh UINSA, selain dari program unggulan KKN literasi dan juga program KKN di luar negeri yang menggunakan menggunakan teori  Aset Based Community Development (ABCD).

Prof Ali menjelaskan bahwa dalam kesempatannya, UINSA pada acara seminar yang digelar oleh Asia Pasific University Community Engagement Network (APUCEN) sekitar sebulan yang lalu, pihak perwakilan UINSA juga memperkenalkan kegiatan CSR ini dalam kancah Internasional.

Ketua Panitia Acara, Khoiriyah, mengatakan bahwa dirinya sangat mengaharapkan manfaat yang didapat dalam acara ini. Selain untuk bekal pendampingan adik asuh nanti. Materi yang disampaikan tadi sangat bisa digunakan dimana saja. “Harapannya nanti teman – teman CSR bisa melakukan pendampingan dengan lancar, bisa menerapkan apa yang sudah didapat hari ini,” tutur Khoiriyah ketika ditanya mengenai harapan diadakannya acara ini. (arh)

SUMBER

Ngabuburit Preneur Bersama Dahlan Iskan 1.600 Tiket Terjual

Solidaritas-uinsa.org—Himaprodi Akutansi FEBI berkolaborasi dengan Himaprodi Manajemen Dakwah FDK UINSA mengadakan Ngabuburit Preneur Seminar Nasional Entrepreneurship dan Mega Launching 101 Produk Berkah Mahasiswa UINSA (30/5). Seminar dan pameran produk yang merupakan tugas pengganti UAS ini menghadirkan Dahlan Iskan dan Dekan S2 Universitas Ciputra David Sukardi Kodrat sebagai pembicara, bertempat di Auditorium UINSA.

Sebelum seminar dimulai, Dahlan Iskan dengan kemeja merah mudanya berkeliling di pameran mahasiswa dan membeli beberapa produk mereka. Dahlan Iskan mengapresiasi beberapa mahasiswa yang menampilkan produknya dengan mengundangnya ke atas panggung dan memberikan konsultasi terhadap usaha mereka. Salah satunya Rini Pujiastutik dengan produk Teh Godong. Dia mengaku sangat senang dapat berkonsultasi langsung dengan Dahlan Iskan. “Perasaannya seneng banget, enggak nyangka banget. Ketemu beliau aja udah seneng banget terus apalagi ini kan salah satu proyek dari kita itu diakui sama beliau, dibanggakan sama beliau. Alhamdulillah sekarang udah lega udah seneng banget pokoknya,” ungkapnya saat ditemui di stannya.

Begitu pula dengan Muhammad Wildan yang berada di atas panggung karena produk sketsa wajahnya. Wildan yang menjadikan sketsa sebagai usaha sampingan ini mengaku ingin menjadi aktor film dan sedang mendalami dunia peran di Teater SUA (UKM Fakultas Dakwah, Red). Untuk mendukung impiannya, Dahlan Iskan mengundang Wildan pada pementasan teater yang diadakan di SMA Ciputra. “Kalo saya tahu dia dua minggu yang lalu, saya akan minta dia ikut sebagai bintangnya,” ucap Dahlan Iskan yang disambut dengan tepuk tangan para peserta seminar.

David Sukardi juga memberikan komentar kepada produk Tempe Cokelat. David mengapresiasi para pencetusnya karena melakukan uji pasar sampai 10 kali, sedangkan menurutnya banyak sekali orang yang ketika membuat produk lupa untuk melakukannya (uji pasar, Red). Dia juga memuji keterampilan usaha Manajemen Artis milik Nur Wahyu Hasanah dan Fatmawati yang mampu berjalan lancar dengan sistem bagi keuntungan. Ia berpesan kepada peserta untuk sering keluar dan melihat agar mendapatkan ide-ide baru.

Acara yang berlangsung sejak pukul 16.00 WIB ini membuat Gedung Auditorium UINSA dipenuhi peserta. Saat ditemui seusai acara, Yusril Izza selaku ketua panitia mengaku hanya melakukan persiapan selama 3 minggu yang berawal dari tantangan dosen untuk memulai usaha. Meskipun persiapan tergolong sangat mendadak, 1.600 tiket seminar ludes dibeli peserta hanya dalam waktu 2 minggu saja. “Kalo direncanakan sih sekitar 1.600 peserta tapi terealisasi cuma sekitar 1.000-an yang hadir, karena ada ujian ma’had,” jawab Yusril saat ditanya jumlah peserta. (auls)

SUMBER

Habibie: Indonesia Bukan Negara Islam, tapi Negara Demokrasi

Rabu, 15 Februari 2017 | 19:59 WIB

Habibie: Indonesia Bukan Negara Islam, tapi Negara Demokrasi  

Presiden ke-3 RI, BJ Habibie menghadiri pemutaran film Rudy Habibie di Epicentrum XXI Jakarta, 25 Juni 2016. Pemutaran film ini juga menjadi perayaan ulang tahun BJ Habibie yang ke-80. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.COJakarta – Mantan presiden B.J. Habibie menyatakan optimistis demokrasi di Indonesia berkembang semakin baik seiring digelarnya pemilihan kepala daerah serentak 2017.

“Saya optimistis lho melihat pengembangan dan berkembangnya demokrasi di Indonesia,” ujarnya setelah mencoblos di TPS 05 Patra Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Februari 2017.

Baca juga:
Pertemuan Jokowi-SBY, Pratikno: Mungkin Setelah Pilkada

Ahok Menang di Markas Rizieq, Begini Analisis Jusuf Kalla

Perkembangan positif demokrasi di Indonesia, menurut dia, salah satunya terlihat dari pelaksanaan pilkada yang berjalan baik. “Hari ini oke, debatnya baik dan diserahkan kepada rakyat sendiri yang makin lama makin baik kualitas hidupnya, yang berarti pemerataan keadilan berjalan baik tapi belum sempurna,” kata Habibie.

Soal pilkada DKI yang disorot banyak kalangan, Habibie menilai hal itu wajar. Menurut dia, perhatian terhadap pilkada DKI tidak hanya dari seluruh bangsa Indonesia, tapi juga dunia. Sebab, kata dia, bangsa Indonesia adalah suatu bangsa yang pluralistik.

Habibie melanjutkan, Indonesia adalah negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Namun, “Ini bukan negara Islam. Negara demokrasi, yang ditentukan oleh rakyat. Wawasan dan kehendak rakyat disampaikan rakyat melalui mekanisme sistem yang kita namakan demokrasi. Ada negara-negara yang demokrasi, tapi pelaksanaannya tidak seperti kita saat ini,” tuturnya.

SUMBER

Soekarno Bapak Proklamasi Indonesia

Nama Lengkap : Soekarno

Alias : Bung Karno | Pak Karno

Profesi : Pahlawan Nasional

Agama : Islam

Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur

Tanggal Lahir : Kamis, 6 Juni 1901

Zodiac : Gemini

Warga Negara : Indonesia
Ayah : Raden Soekemi Sosrodihardjo
Anak : Megawati Soekarnoputri, Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra, Guntur Soekarnoputra, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Taufan Soekarnoputra , Bayu Soekarnoputra, Totok Suryawan, Kartika Sari Dewi Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri
Ibu : Ida Ayu Nyoman Rai
Istri : Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Kartini Manoppo, Ratna Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Heldy Djafar, Fatmawati Soekarno

BIOGRAFI

Ir. Soekarno atau yang biasa dipanggil Bung Karno yang lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai.

Ayah Soekarno adalah seorang guru. Raden Soekemi bertemu dengan Ida Ayu ketika dia mengajar di Sekolah Dasar Pribumi Singaraja, Bali.

Soekarno hanya menghabiskan sedikit masa kecilnya dengan orangtuanya hingga akhirnya dia tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.

Soekarno pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya dia ikut kedua orangtuanya pindah ke Mojokerto.

Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School. Di tahun 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS).

Setelah lulus pada tahun 1915, Soekarno melanjutkan pendidikannya di HBS, Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para tokoh dari Sarekat Islam, organisasi yang kala itu dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto yang juga memberi tumpangan ketika Soekarno tinggal di Surabaya.

Dari sinilah, rasa nasionalisme dari dalam diri Soekarno terus menggelora. Di tahun berikutnya, Soekarno mulai aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian Soekarno ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.

Di tahun 1920 seusai tamat dari HBS, Soekarno melanjutkan studinya ke Technische Hoge School  (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung) di Bandung dan mengambil jurusan teknik sipil.

Saat bersekolah di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Melalui Haji Sanusi, Soekarno berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan Dr Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang diinspirasi dari Indonesische Studie Club (dipimpin oleh Dr Soetomo). Algemene Studie Club  merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927.

Bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara Banceuy karena aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara inilah, Soekarno membuat pledoi yang fenomenal, Indonesia Menggugat.

Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI.

Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke Flores. Karena jauhnya tempat pengasingan, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional lainnya.

Namun semangat Soekarno tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru benar-benar bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Di awal kependudukannya, Jepang tidak terlalu memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia hingga akhirnya sekitar tahun 1943 Jepang menyadari betapa pentingnya para tokoh ini. Jepang mulai memanfaatkan tokoh pergerakan Indonesia dimana salah satunya adalah Soekarno untuk menarik perhatian penduduk Indonesia terhadap propaganda Jepang.

Akhirnya tokoh-tokoh nasional ini mulai bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk dapat mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang tetap melakukan gerakan perlawanan seperti Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.

Soekarno sendiri mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.

Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdekan dan segala urusan proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Para tokoh pemuda dari PETA menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena pada saat itu di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan.

Ini disebabkan karena Jepang telah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan beberapa tokoh lainnya menolak tuntutan ini dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang.

Pada akhirnya,Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional lainnya mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Berdasarkan sidang yang diadakan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) panitia kecil untuk upacara proklamasi yang terdiri dari delapan orang resmi dibentuk.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Teks proklamasi secara langsung dibacakan oleh Soekarno yang semenjak pagi telah memenuhi halaman rumahnya di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dikukuhkan oleh KNIP.

Kemerdekaan yang telah didapatkan ini tidak langsung bisa dinikmati karena di tahun-tahun berikutnya masih ada sekutu yang secara terang-terangan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan bahkan berusaha untuk kembali menjajah Indonesia.

Gencaran senjata dari pihak sekutu tak lantas membuat rakyat Indonesia menyerah, seperti yang terjadi di Surabaya ketika pasukan Belanda yang dipimpin oleh Brigadir Jendral A.W.S Mallaby berusaha untuk kembali menyerang Indonesia.

Rakyat Indonesia di Surabaya dengan gigihnya terus berjuang untuk tetap mempertahankan kemerdekaan hingga akhirnya Brigadir Jendral AWS Mallaby tewas dan pemerintah Belanda menarik pasukannya kembali. Perang seperti ini tidak hanya terjadi di Surabaya tapi juga hampir di setiap kota.

Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB karena agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati.

Walaupun telah dilaporkan ke PBB, Belanda tetap saja melakukan agresinya. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda rapat Dewan Keamanan PBB, di mana kemudian dikeluarkan Resolusi No 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan.

Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947, Pemerintah Belanda akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan untuk menghentikan pertempuran.

Pada 17 Agustus 1947, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan senjata dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda.

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno kembali diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS.

Karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali diubah menjadi Republik Indonesia dimana Ir Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta menjadi wakilnya.

Pemberontakan G30S/PKI melahirkan krisis politik hebat di Indonesia. Massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.

Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena menilai bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme).

Sikap Soekarno yang menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik. Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang ditandatangani oleh Soekarno dimana isinya merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden.

Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang. MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat bisa menjadi presiden apabila presiden sebelumnya berhalangan.

Pada 22 Juni 1966, Soekarno membacakan pidato pertanggungjawabannya mengenai sikapnya terhadap peristiwa G30S. Pidato pertanggungjawaban ini ditolak oleh MPRS hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.

Hari Minggu, 21 Juni 1970 Presiden Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Soekarno disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa Timur berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.

Ir Soekarno adalah seorang sosok pahlawan yang sejati. Dia tidak hanya diakui berjasa bagi bangsanya sendiri tapi juga memberikan pengabdiannya untuk kedamaian di dunia. Semua sepakat bahwa Ir Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Ir Soekarno adalah bapak bangsa yang tidak akan tergantikan.

Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh

PENDIDIKAN
  • Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto
  • Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto (1911)
  • Hoogere Burger School  (HBS) Mojokerto (1911-1915)
  • Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung) (1920)
PENGHARGAAN
  • Gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri antara lain dari Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Agama Islam Negeri Jakarta, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir).
  • Penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi emas dari Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, atas jasa Soekarno dalam mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari politik apartheid. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria (April 2005).

SUMBER

Kisah Kartini yang Tak Ingin Hidup Lebih dari 25 Tahun

Kontributor Sains, Monika Novena
Kompas.com – 21/04/2017, 22:07 WIB
Kartini.(-)

KOMPAS.com – Kematian Kartini yang mendadak pada tanggal 17 september 1904, empat hari setelah melahirkan putera laki-lakinya mengejutkan banyak pihak. Sabahat dan kerabat tidak menyangka Kartini pergi begitu cepat.

Suaminya, RM Djojo Adiningrat tak kuasa menahan sedih dan sangat terpukul, perasaannya ini dengan nyata ia ungkapkan dalam suratnya kepada Nyonya Abendanon, sahabat sekaligus wanita yang dianggap ibu oleh Kartini.

“Dengan halus dan tenang ia menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam pelukan saya, lima menit sebelum hilangnya (meninggal) pikirannya masih utuh, dan sampai saat terakhir ia masih sadar. Dalam segala gagasan dan usahanya, ia adalah lambang cinta dan pandangannya dalam hidup demikian luasnya. Jenasahnya saya tanam keesokan harinya di halaman pasanggrahan kami di Bulu, 13 pal dari kota,” tulis Djojo Adiningrat seperti di kutip dari buku ” Kartini: Sebuah Biografi” yang ditulis oleh Sitisoemandari Soerto.

Kabar mengenai kematian Kartini kemudian tersiar dalam Koran De Java bode hari Senin, 19 September 1904, dalam sebuah ‘in memoriam’ yang menceritakan riwayat hidup Kartini.

“Suatu kehilangan yang susah digantikan oleh mereka yang akan berusaha mengikuti jejaknya,” tulis Koran itu.

Kartini sendiri semasa hidupnya seperti sudah punya firasat kalau hidupnya tak akan lama. Ia sempat ‘berpamitan’ kepada orang-orang terdekatnya.

Saat berkirim surat kepada kepada Nyonya Abendanon tertanggal 10 Agustus, Kartini mengatakan jika surat yang ia tulis merupakan surat terakhir.

Tanda-tanda itu juga ia sampaikan sendiri kepada adiknya. Roekmini  menceritakan bagaimana kakaknya yakin jika ia akan meninggal di usia muda dalam suratnya kepada Nellie van Kol pada tanggal 21 Juni 1905.

“Tak kala masih gadis dan masih berkumpul, Ayunda sering bilang bahwa ia tak mau hidup lebih lama dari 25 tahun,”

Waktu mengandung Kartini juga berulang kali menulis kepada Roekmini, memintanya untuk merawat anaknya jika ia tidak dapat merawat lagi.

Juga ketika sang suami, Bupati Djojo Adiningrat berbicara mengenai kemungkinan jika ia akan meninggal duluan karena usianya yang jauh lebih tua, Kartini akan memotong pembicaraan.

“Tidak Kanda, dari kita berdua aku nanti yang meninggal lebih dulu. Lihat saja nanti!.” Tulis Roekmini dalam suratnya menceritakan perihal firasat Kartini.

Keponakan kesayangan Kartini, Soetijoso Tjondronegoro juga mendapat ‘tanda’ itu. Saat berumur 5 tahun dan sedang bersama orangtuanya tiba-tiba seekor cicak jatuh dikepalanya.

Dalam kepercayaan Jawa, cicak yang jatuh diatas kepala merupakan pertanda jika akan ada kerabat yang meninggal. Paginya, tersiar kabar duka yang datang dari Rembang. Kartini meninggal.

Soetijoso yang kemudian masih sempat ditemui oleh Sitisoemandari Soeroto penulis buku Kartini Sebuah Biografi mengatakan tak ingin menyinggung lebih banyak mengenai meninggalnya Kartini yang begitu mendadak.

“Kami pihak keluarga menerima keadaan sebagaimana faktanya dan sudah dikehendaki oleh Yang Maha Kuasa,” katanya.

SUMBER