Dukungan Keluarga Yang Utama

Oleh: Ririn Faridah SPd*

Selasa, 06 Jun 2017 12:26 | editor : Suryo Eko Prasetyo

Ririn Faridah SPd (Jawa Pos Photo)

KELUARGA adalah pendidik yang pertama dan utama. Kalimat tersebut dicetuskan Ki Hajar Dewantara sejak 1935. Sebab, keluarga merupakan bagian dari Tri Sentra Pendidikan.

Orang tua hendaknya menciptakan kebiasaan positif dalam rumah. Dengan begitu, anak terbiasa bersinggungan dengan hal positif. Misalnya, membiasakan anak untuk mencium tangan orang tua, memberi salam, meminta maaf, dan membantu orang lain.

Namun, adakalanya orang tua lengah dalam memperhatikan hal-hal sederhana tersebut. Yang terpetakan pada pikiran orang tua hanya menyekolahkan anak. Berlomba-lomba mencari sekolah favorit dengan harapan pendidikan anaknya menjadi baik. Namun, kita harus ingat bahwa kendati guru di sekolah sudah mendidik anak-anak kita dengan baik, jika anak-anak kembali pada kebiasaan tidak baik di rumah, pendidikan pada anak tidak akan berhasil. Harus ada sinergi antara pendidikan di sekolah, lingkungan, dan keluarga.

Selain itu, orang tua perlu memberikan pemahaman kepada anak mengenai maksud tindakan tersebut perlu dilakukan. Ajak anak untuk merenung, apa makna yang terkandung di balik tindakan tersebut. Ubahlah mindset bahwa sekolah adalah tempat pendidikan anak yang utama. Pendidikan anak juga terbentuk dari lingkungan dan keluarga. Namun, peran keluarga yang dominan memengaruhi keberhasilan pendidikan seorang anak.

Jadikan keluarga sebagai miniatur sekolah. Yakni, semua orang dewasa yang berada di dalamnya adalah guru bagi anak. Melalui pendidikan keluarga, seorang anak belajar banyak hal, berinteraksi dengan orang sekitar, menyatakan keinginan dan pendapat, berbicara, berperilaku, serta bersikap.

Berperan sebagai sahabat anak merupakan salah satu solusi terbaik bagi orang tua dalam mendidik dan menanamkan karakter. Gunakan hati dan kendalikan emosi ketika mendengarkan cerita yang dialami anak. Ajak anak selalu berpikir dan bertindak positif. Jangan membawa permasalahan di kantor ke rumah. Sebab, hal itu juga bisa sangat berpengaruh pada metakognisi anak.

*Guru Matematika dan Staf Kurikulum SMAN 2 Sidoarjo

SUMBER

Leave a comment